Home » » PAMERAN 2014 “Budaya Tradisional ditengah Modernisasi”

PAMERAN 2014 “Budaya Tradisional ditengah Modernisasi”


Perkembangan titah manusia sebagai makhluk di bumi ini, sudah sejak Adam dan Hawa dengan segala dinamikanya, yang melahirkan idealisme baik dalam bidang teologi, budaya, ekonomi maupun sosial politik. Dalam pemahaman konteks terkini, dunia mengalami proses modernisasi besar-besaran di segala bidang yang selalu melibatkan globalisasi. Perubahan secara menyeluruh inilah selalu berdampak dengan terjadinya pertemuan dari berbagai budaya yang memunculkan pluralisme. Dalam hal ini budaya barat dengan unsur yang lebih maju, semakin menggeser budaya lokal yang bersifat tradisional dan pada akhirnya faham kapitalis sulit untuk di cegah pengaruhnya, sehingga dampak tersisihnya unsur lokal dari kehidupan masyarakat kian hari kian terasa.

Hal ini berakibat pada perubahan sosial yang bersifat linier yang senantiasa menuju ke arah kemajuan, beradu dengan pandangan unilinier yang cenderung mengagung-agungkan masa lampau.

Terdapat beberapa teori modern mengenai perubahan sosial yakni teori modernisasi, teori ketergantungan, dan teori sistem dunia. Jadi, negara-negara yang dominan akan mempengaruhi negara-negara berkembang maka budaya luar secara tidak sengaja juga akan mempengaruhi budaya lokal.

Perubahan-perubahan itu akan mengakibatkan goncangan dan kekacauan besar, karena perubahan tersebut terjadi sangat cepat dan tidak seimbang, sehingga institusi-institusi sosial tidak mempunyai cukup waktu untuk berkembang sehingga mereka tidak dapat menjaga keseimbangan, sementara budaya tradisi sulit menyesuaikan diri untuk memunculkan tatanan baru.

Untuk menghadapi modernisasi sikap orang bisa bermacam-macam. Ada yang kehilangan sensibilitasnya, ada yang sekedar mengadopsi kreasi impor, ada yang mengambil jarak dengan penuh waspada, ada yang membagi dirinya menjadi dua yakni hidup secara spiritual sesuai dengan keyakinan lama dan hidup secara fisik sesuai dengan kondisi terkini, dan ada pula yang mencoba mengekspresikan keberagamaan mereka dalam aktivitas-aktivitas pluralis ciptaannya.

Dari kenyataan semacam ini, dalam era modern pelaku seni sering dihadapkan pada sebuah tantangan, di antaranya adalah menjawab pertanyaan tentang di mana posisi Seni dalam kehidupan modern serta bentuk seni yang bagaimana yang harus ditampilkan guna menghadapi modernisasi.

S. Soedjojono menyatakan seni adalah otonomi, dengan semboyannya "seni harus berjiwa nampak". Gaya ekspresionisme waktu itu sangat diyakini memiliki nilai universal. Universalitas nilai estetik, individualisme, orisinalitas, menekuni "satu gaya" menjadi ciri utama modernisme yang membawa pembaruan dengan istilah humanisme universal. Modernisme di Indonesia kemudian dikembangkan oleh Seni Rupa ITB dengan gaya kubistis, lalu berkembang ke arah abstrak formalisme yang pada zaman Lekra ditentang dimana seni harus dapat dimanfaatkan sebagai sarana sosial dan politik - sebuah perlawanan kultural yang disebut "Seni Realisme Sosial". Prinsipnya, seni tidak otonom, melainkan sebagai alat/propaganda, dipakai melakukan perbuatan sosial sebagai pengaruh marxism Soviet.


Berawal dari pemikiran inilah Himpunan Pelukis eks-Karesidenan Madiun mengajak perupa di daerah Madiun dan sekitarnya untuk berkarya seni rupa dengan tema “Budaya Tradisional ditengah Modernisasi” sesuai dengan format dan pengejawantahan masing-masing perupa.

KETENTUAN PAMERAN 
a.            Tema    : “Budaya Tradisional ditengah Modernisasi”

b.            Ketentuan  Umum Pameran
1.                   Karya 3 dimensi dikerjakan dengan media, format, teknik, gaya yang bebas dan tidak bertentangan dengan norma kesopanan
2.                   Karya 2 dimensi ukuran sisi minimal 90 cm, dengan media, format, teknik, gaya bebas.
3.                  Karya yang di ikutsertakan diharapkan belum pernah di publikasikan/dipamerkan
4.                  Menyerahkan Biodata lengkap di sertai diskripsi singkat karya yang dipamerkan
5.                  Peserta adalah perupa yang berdomisili di eks- Karesidenan Madiun dan Peserta Undangan
6.                  Karya merupakan buatan tahun 2014.
7.                   Mengumpulkan karya/foto karya dan Biodata paling lambat 3 Agustus 2014 di sekretariat HISMA. Dengan alamat Bapak Rulianto, Jl. Rawa Bhakti No. 61
8.                  Karya lain yang akan dipamerkan dapat dikirim ke sekretariat HISMA atau diantar sendiri ke tempat pameran (Hub. Sdr Kiska Ariyadi)  dalam keadaan siap pajang dan di balik karya di tempel Keterangan Karya.
9.                  Karya yang akan dipamerkan dan masuk katalog akan diseleksi oleh panitia
10.               Panitia Pameran tidak memungut biaya.
11.                Panitia tidak menanggung biaya transportasi karya peserta dalam Kota/Kab. Madiun. Tetapi akan berusaha menjaga keamanannya. Untuk peserta luar kota diusahakan ada pengganti transport (menyesuaikan dana)
12.                Peserta Pameran diharap membantu seluruh kegiatan dari awal sampai akhir.
13.               Peserta yang menyerahkan berkas/karya melebihi batas waktu yang ditentukan, Dianggap Tidak mengikuti Pameran.
c.            Pelaksanaan  :
23 – 27 Agustus 2014
d.            Tempat :
Alun-Alun Caruban Kabupaten  Madiun
e.            Alamat Pengiriman Karya dan Biodata:


Sekretariat HISMA (Bpk.Rulianto)
Jl. Rawa Bhakti 61 Madiun hp. 081231871992

Kontak Person :
Kiska Ariyadi                  Hp : 082141586591
Bambang Irawanto    Hp : 0818342936



Download undangan: Klik disini

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar.....

Diberdayakan oleh Blogger.